Wednesday, March 26, 2014

Belajar Sholat Khusu'



Karunia terbesar dalam hidup bukanlah kakayaan dan jabatan, tapi diberi karunia shalat khusyu’. Berikut beberapa tips sederhana agar shalat kita khusu’:

1. Heningkan pikiran dan bersikaplah serileks mungkin. Kepala sampai pinggang dikendorkan, jatuh laksana kain basah yang dipegang ujungnya dari atas. Berat badan mengumpul di kaki dan berdirilah senyaman kita berdiri. Rasakan getaran kalbu dan sambungkan rasa itu kepada Allah hingga suasana terasa hening. Rasakan pula getarannya menyelimuti jiwa dan fisik agar pikiran tidak liar
2. Bangkitkan kesadaran diri, bahwa kita sedang berhadapan dengan Zat yang Maha Kuasa, Yang Meliputi Segala Sesuatu, Yang Maha Hidup, Yang Maha Suci dan Yang Maha Agung. Sadari bahwa kita akan memuja dan bersembah sujud kepada-Nya serendah-rendahnya dan menyerahkan segala apa yang ada pada diri kita Biarkan ruh mengalir pergi dengan suka rela menyerahkan diri kepada Allah semata.
3. Berniatlah dengan sengaja dan sadar, sehingga muncul getaran rasa yang sangat halus dan kuat menarik ruhani meluncur kehadirat-Nya, seraya ucapkan “Allahu Akbar.” Jagalah getaran tadi dengan meluruskan niat: inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamawaati wal ardh, haniifan musliman wama ana minal musyikin (sesungguhnya aku menghadap kepada wujud Zat yang menciptakan langit dan bumi dengan selurus-lurusnya dan aku bukan termasuk orang yang syirik). Rasakan kelurusan jiwa yang terus bergetar menuju Allah, lalu menyerahkan secara total: inni shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi rabbil’alamin (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata.
4. Rasakan keadaan berserah masih menyelimuti getaran jiwa kita. Bacalah setiap ayat dengan tartil –pastikan getaran pasrah menyertai bacaan dihadapan-Nya. Kemudian lakukan ruku’, biarkan badan membungkuk dan pastikan ruh perlahan juga turut ruku’ dengan perasaan hormat dan pujilah Allah Yang Maha Agung: subhaana rabbiyal adiimi wabihamdihi. Saat ruku’, lakukan dengan menarik regang kaki dan punggung. Nikmati saja seperti menikmati peregangan ketika senam.
5. Setelah ruku’, berdiri kembali sambil mengucapkan pujian kepada Zat Yang Maha mendengar: samiallahu liman hamidah (semoga allah mendengar orang yang memuji-Nya). Lalu, setelah kedua tangan diturunkan, ucapkan: rabbana wa lakal hamdu millussamawati wamil ul ardhi wamiluma syi’ta min syai in ba’du (Ya Tuhan, milik-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki sesudah itu).
6. Kemudian secara perlahan bersujud serendah-rendahnya. Biarkan tubuh bersujud, rasakan sujud agak lama. Tumpukan kepala sebagai tumpuan utama. Nikmat rasanya ‘terpijat’ dahi ini oleh gerakan sujud. Saat ruh sudah terasa bersatu dalam sujud lalu baca dengan penghayatan: subhana robbiyal a’laa wa bi hamdih (Maha Suci Engkau yang Maha Tinggi dan Maha Terpuji).
7. Selanjutnya, duduk di antara dua sujud. Ucapkanlah sepotong-potong bacaanya dengan memahami maknanya. robbighfirlii (Ya Tuhan ampunilah aku). Diam sejenak, lalu teruskan mengucapkan war hamnii (dan sayangilah aku)…. wajburnii (cukupkanlah segala kekuranganku)….war fa’nii (angkatlah derajatku)… warzuqnii (beri rizki padaku)…. wahdinii (tunjukilah aku -karena aku sedang bingung dan tak tahu)….. wa’aafinii (dan sehatkan aku)…... wa’fuannii (dan maafkan aku- yang banyak dosa ini). Bila semuanya dilakukan penuh penghayatan, biasanya tanpa terasa akan meneteskan air mata.
8. Lakukan shalat seperti di atas dengan pelan-pelan, tuma’ninah pada setiap gerakan. Berikan kesempatan ruh kita untuk mengambil sikap shalatnya. Dia memang agak lamban. Karenanya, lakukan gerakan lamban untuk memberi kesempatan kepada ruh kita. Shalat kita utamanya memang untuk ruh, bukan badan fisik kita. Badan fisik hanyalah alat yang mengantar ruh berjumpa kembali dengan yang dicintainya, ialah Allah yang sesungguhnya meniupkan ruh ke dalam badan fisik. Sempurnakan kesadaran shalat sampai salam.

No comments: