Minggu, 1 September 2013
Dua mingggu sebelumnnya aq cari2 temen untuk jalan ke Ijen, ada dari Jakarta, mereka sudah terbentuk paket yg arahnya ke Gunung Bromo dan ke Ijen, yang aq perlukan Cuma ke Ijen, dua hari kemudian kutemuan lagi dari BPI Surabya dan lagi-2 mereka maunya paket dari Surabaya dan tujuanya sama Bromo dan Ijen, karena saya sudah berulang kali ke Bromo, saya tetep pinginya ya ke Kawah Ijen saja , kecuali kalau lagi ada tamu, saudara yang minta antar ke Bromo ya harus berangkat, tapi saya tidak pernah bosan menikamati alam Bromo yang sangat mempesona sekali lagi tidak pernah bosan.
Beberapa hari kemuadian saya coba lagi hunting di FB Backpacker, saya temukan informasi dari VJ Lie dari Jember yang mau ke Kawah Ijen dan sekitarnya, hari Senin saya koment di FB dan ditanggapi positif oleh VJ dan saya pastikan ikut dalam rombongannya, saya dilhat di FB sudah ada peserta 3 orang dari Jakartadan 1 orang dari Surabaya, Saya coba SMS VJ info kelanjutan lalu VJ Kasih No. Rek untuk transfer biaya, Sehari kemudian saya transfer biaya yang telah ditetapkan utnk biaya sewa kendaraan dan Restitusi masuk ke lokasi Kawah Ijen dan ke tempat lainnya. Dan aq informasikan ke VJ kalo biaya dari saya sudah masuk, OK ada SMS balasan dan sampai ketemu hr Sabtu malam Jam 21.00 di Seputar Alun-Alun Jember.
Saya sengaja berangkat lebih awal dari Leces agar bisa istirahat dulu dirumah teman, saya ke Jember by Bus, lamaaa banget nggak dapat Bus, kebetulan ada tetangga yang mau ke Tanggul/Jember, uhuy dapat tumpangan gratis sampai Tanggul… nayamul, Sampai di Tanggul oper Bus ke Jember nggak sampai 1 jam sudah sampai., dan langsung ke rumah teman ngobrol sebentar, makan istirahat.
Belum lama terlelap….wow sdh jam 20.30, mesti siap-2…..dan jam 20.50 aq keluar dari rumah teman, sesampai di depan masjid hmmmm ternyata VJ masih di terminal Tawang Alun nunggu temen yang dari Surabaya, dan jan 21. 20 VJ sampai di skitar Masjid, bergabunglah saya, eh ternyata mereka belum ada yg makan malam, akhirnya muter-2 cari makan dan dapat di skitar kampus. ( saya diam di kendaraan karna sdh kenyang)
Selesai makan Malam kutanya ke VJ “mana temen yg dr Jakarta?” katanya di Bondowoso, ya meluncurlah kami berempat ke Bondowoso, sesampai di Bondowoso, muter2 cari Daniel yang tahu tempat istirahatnya temen-2 dr Jakarta, muter lewat Polres sampai dua kali cerita saling menunggu dan salah persepsi tapi akhirnya ketemua juga, dan meluncurlah ketempat temen2 tersebut.
Bergabunglah Valentina Eva, Ulfa Rusda dam Morita dengan kami yang lebih dulu nongkrong d kendaraan, dalam kendaraan sambil memperkenalkan diri eh lupa ada yg paling muda Mhs UA si Achmad Basir Rachma, karena kami memang tidak saling mengenal sebelumnya, tapi ada Eva yang sudah mengenal Daniel Denz karena tahun lalu dia ke Ijen Juga. Ada Mohammed Shabbir Ali dan Sattar mereka ini sdh pernah ke Ijen, jadi mereka menjadi pemandu bagi kami.
Berangkatlah meninggalkan penginapan tempet cewe” Jkt, dan tidak lama kemudian mereka terlelap semua…..Kecuali Driver dan VJ sebagai navigatornya serta aku yang memang susah tidur kalo dalam kendaraan kecuali bener-2 cape’ atau minum antimo ( walau tidak pernah mabok….. biar bisa tidur aja istirahat sejenak …)
Berkelok-kelok jalan menuju Ijen……. Membuat mereka yang tertidur terbangun saat driver nginjak rem agak ngedadak…., dan pada saat jalan mau nanjak tiba-2 banyak turis berderet di pinggir jalan. Wooow rupanya Bus nggak kuat nanjak dengan penumpang yang begitu banyak, selamat para turis jalan-2 di tengah perkebunan di gelapnya malam dan rupanya Bus merambat pelan.
Biar lampu pos jaga di nyalakan (mungkin yg jaga sambil tiduran lampu di matikan…) masuklah daerah Paltuding (Pos sebelum pendakian) sekitar jam 01.10 . Tiba di pos bukan berarti langsung mendaki. Saya keluar dari kendaraan tanpa Jaket dan Sarung tangan, “nggak kedinginan mbak?” kata Eva, “ Orang Malang sih biasa dingin” begitu kata mereka. Sebenarnya dingin tapi aku coba bertahan paling tidak 10 menitlah (sementara suhu mencapai 12 derajat) sambil jalan cepat cari Toilet, sampai di Tolet, ya ampuuuunnnnnn di kunci pintunya, aq kembali Dan persiapan perlengkapan,…… Jaket checked! sarung tangan checked! topi kepala checked! senter checked! kamera checked! air minum checked! biskuit checked! Siap buat menempuh perjalanan, dan bergabung dengan temen2 yang lebih dulu nongkrong di Warung milik Pak Im(info dari VJ:D).
Sejenak rombongan kami bersantai di Warung milik Pak Im num kopi/teh, sambil mempersiapkan mental. Di warung itu, ternyata banyak juga yang hendak naik ke kawah ijen.
Petualangan saya percayakan sama Vj sebagai kapten rombongan, ditambah lagi ada Daniel (Juru kunci-nya Ijen. Hehehe...). "5 menit lagi kita jalan ya," kata Daniel. Yup, karena kami ingin si api biru yang terkenal itu serta keinginan untuk jalan santai, kami sudah harus berangkat pukul 01.30 wib.
Ritual umum sebelum pendakian, temen -2 mencari toilet. Opsss... Toilet yang tersedia ternyata tutup alias tidak ada airnya(maaf aq nggak bilang sebelumnya aq dah sampai toilet yg tutup). Alhasil, (Eva dan Ita) harus menggunakan jamban darurat yang ada di belakang warung. (Aku bertahan tidak minum karena kawatir itu) “ Haa mbak Iin nggak bilang-2 kalau nggak minum,”kata mereka, saya pikir mereka pingin yg anget2 sebelum jalan. Huaaaa... Benar-benar kembali ke alam (seriusan). Baiklah, semua siap? Berangkattttt...
Semula, perjalanan cukup hening (alasannya sih untuk penghematan tenaga). Tapi menurut saya pribadi, semua pasti lagi konsen dengan kegelapan termasuk rute yang belum pasti ( karena saya baru pertama kali). Irama kaki belum ditemukan. Pos satu lewat, pos dua lewat, pos tiga, Stop! Oh yeah, sejenak rehat dong (umur memang tidak bisa menipu, apalagi saya sdh cukup tua tapi masih seneng jalan….).
"Ayo jangan lama-lama," imbuh Daniel. Apahhh!!! "Ya saya masih ngosngosan dah mau berangkat lagi," batin saya di perjalanan sering sering kali ganti teman seperjalanan. Kadang dengan VJ, kadang dengan Eva, kadang dengan Basir, yaa ternyata Ali masih dibekangku . Jujur, pendakian jadi enggak terasa karena banyaknya tema seperjalanan. Meski di jalan, kami disusul juga sama bule-bule itu. Enggak apa ya, toh kami sampai juga di Pos Penimbangan. Untuk sampai puncak, setidaknya masih 1 km lagi dan ciayooo!!! Lanjut!
Perlahan... perlahan... dan pasti, kami tiba di puncak kawah (sekitar pukul 03.20). Tapi perjalanan kami belum usai. Status kawah ijen yang 'turun', rupanya menarik banyak turis domestik termasuk turis asing penasaran untuk melihat si api biru dari dekat. Dan untuk melihat si api biru itu perlu perjuangan lain, tepatnya turun 'tebing' (kebayang deh beratnya para penambang naik turun untuk demi pundi-pundi agar dapur keluarga tetap ngebul).
Demi keselamatan, rombongan kami dengan tenang antri dan menunggu lalu lintas jalan menyepi. "Bagi yang ingin turun jangan lupa membawa senter, bila tidak ada pemandu dilarang turun," begitu teriak petugas yang berjaga. "Beri jalan penambang," imbuhnya.
Kalau dilihat secara kasat mata, rute si api biru ini memang disesaki para turis. Dan diperlukan pengertian yang mendalam agar tidak menghalangi jalan penambang, ataupun merugikan keselamatan diri sendiri. Again, terima kasih untuk Daniel dan VJ yang siap membantu kami, termasuk menuruni kawah (yang tidaklah mudah) menuju tempat landai yang terdekat si api biru.
Oo-rahh!!! Sampai euy. Memang kami tidak sampai di titik terbawah, tapi di sinilah kami. Berdiri menikmati api biru dari kejauhan dan Wow!!! Sebuah fenomena alam yang sungguh luar biasa. Serunya dalam trip ini, tripod sudah berdiri, VJ mulai beraksi dengan kameranya. Masing-masing kebagian foto bersama momen api biru. Seru!
Waktu yang mepet membuat kami harus segera meninggalkan lokasi. Tujuan berikutnya adalah menemui Pak Mentari di atas benteng (sebutan benteng di sini karena dulu lokasi ini ada bangunan tempat penelitian vulkano), tepat pukul 05.15 wib. Bila tidak akan ketinggalan momen itu. Well, untuk menuju ke titik pandang di benteng itu tidaklah mudah. Selain harus nguber waktu, kami harus menanjat keluar dari rute api biru dan kembali naik ke atas menelusuri pepohonan berdahan tajam.
Yup, kami memang agak telat, tapi Pak Mentari tetap memancarkan sinar indahnya dengan semburat warna orange di ujung sana.
Siluet......duduk manis
Action bersama....
Indahnya Sun Rise.....
Sejatinya, di sebuah tempat acara narsis tidak akan kelewat. Ambil kamera, foto kanan kiri, tak peduli dengan angin yang dingin dan mengigit. Momen itu terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja. Upaya itu pula yang membuat saya harus rela buka sarung tangan dan diterpa si angin dingin.
Akhirnya aq sampai di kawah Ijen
Puas disapa Pak Mentari dengan semburat hangatnya sinar, foto bersama pun kami lakukan. Jepret, jepret, multishot etc semua dilakukan. Senyum merekah di sini tak hanya berlaku di bibir saja, tapi juga hati dan pikiran disertai terpaan sinar Pak Mentari dan semburan angin. Perfect!
Saatnya untuk turun 'gunung'. Perjalanan turun jauh lebih cepat daripada naik, pun lagi-lagi acara jamban alami harus dilakukan di beberapa titik. Huaaaa... (darurat men!).. Santai dong... Dari Pos penimbangan saya lebih banyak jalan sama Sattar kadang Ali, Ulfa sudah meluncur duluan dan Eva, Basir dan Ita masih dibelakang, menikmati pagi sambil melihat lalu lalang pria/wanita, muda/tua, turis asing/domestik yang hendak naik ke atas(ayo semangat sudah dekat, saya memberi semangat pada mereka yang baru naik). Padahal masih jauuuuhhhhh.
Acara sarapan pagi kami lakukan, sebelum beranjak ke Air Terjun Blawan. Air terjun ini tak jauh dari tempat permandian air hangat. Secara lokasi, kami tidak bisa menikmati semburan air terjun itu dari bawah, melainkan dari tengah-tengah. Tepi kanan dan kiri berupa tebing dan 'adem'. Deburan air terjun yang turun, seakan-akan membawa (saya pribadi sih) ke sebuah tempat yang lain. Kami memang tidak berlama-lama di lokasi ini, karena harus bergerak ke Jampit Guesthouse.
Menikmati indahnya Air Terjun belawan
Air Terjun yang menakjubkan.....
dekat pabrik kopi ...
Air Terjun Segaarrr
Yang ini Sumber Air Panas...
Para model lagi berjalan
In Action
Istirahat Sejenak, melepas lelah, menghirup udara perkebunan
Sambil action tentunya
Jampit Guesthouse adalah sebuah rumah peninggalan Belanda yang berdiri sejak tahun 1927. Berada di ketinggian 1550m (@Daniel, ijin quote data lo ye..), arsitekturnya memikat mata, ditambah dengan sebuah pohon yang sangat tua pada bagian depan. Ditemani buah stroberi di tangan, kami bersantai-santai sejenak di bawah pohon rindang. Menikmati angin semilir dengan aksi foto-foto yang tak kunjung usai (enggak akan usai kalo selalu ada momen. Itu pasti!).
Toh, ketenangan itu harus kami sudahi, karena kami harus bergerak ke Kawah Wurung. Hamparan bunga serta luasnya lahan terbuka, membuat kami menamakan lokasi ini sebagai 'bukit teletubbies'. Tidur-tiduran di rumput, walau matahari cukup terik dan menyengat.
Bersama di bawah pohon sejuta UmatHmmmm Apa yang kau cari....udara bebas polusi
Pohon sejuta Umat
Yaaakkk Action....
Diantara bunga-2 liar nan indah
Kawah Wurung
Action di kawah wurung
3 comments:
tulisan bagus mbak :D pengen segera ke ijen juga ni
btw, tanya dong itu yang Air terjun dekat pabrik kopi & Jampit Guesthouse lokasi persisnya dimana ya, ato bisa kasih petunjuk lebih.. hehehe makasih sbelumnya, salam travelling
tulisan bagus mbak :D pengen segera ke ijen juga ni
btw, tanya dong itu yang Air terjun dekat pabrik kopi & Jampit Guesthouse lokasi persisnya dimana ya, ato bisa kasih petunjuk lebih.. hehehe makasih sbelumnya, salam travelling
Maafbaru buka Coment.....yah nggak jauh dari pabrik kopi....lewat sumber air panas juga.....
Post a Comment